Warna Kesukaan qOu

Hai teman-temanku mari kubagi rahasiaku
Betapa ku suka warna-warna tertentu
Kuning aku suka karena ceria bersinar bak sang surya

Biru menawan lembut teduh bak langit dibalik awan
Merah kusuka karena segar
Merona indah seperti bunga mawar

Hijau kusuka karena lembut
Sejuk merata pada daun dan rumput
Semua warna itu indah adanya

Bolehkah kutahu warna kesukaanmu?
Semua warna itu indah adanya
Apa warna kesukaanmu?

Sejarah Pulau Madura

Bangkalan dulunya lebih dikenal dengan sebutan Madura barat. Penyebutan ini, mungkin lebih ditekankan pada alasan geografis. Soalnya, Kabupaten Bangkalan memang terletak di ujung barat Pulau Madura. Dan, sejak dulu, Pulau Madura memang sudah terbagi-bagi. Bahkan, tiap bagian memiliki sejarah dan legenda sendiri-sendiri. Berikut laporan wartawan Radar Madura di Bangkalan, Risang Bima Wijaya secara bersambung.
Menurut legenda, sejarah Madura barat bermula dari munculnya seorang raja dari Gili Mandangin (sebuah pulau kecil di selat Madura) atau lebih tepatnya di daerah Sampang. Nama raja tersebut adalah Lembu Peteng, yang masih merupakan putra Majapahit hasil perkawinan dengan putri Islam asal Campa. Lembu Peteng juga seorang santri Sunan Ampel. Dan, Lembu Peteng-lah yang dikenal sebagai penguasa Islam pertama di Madura Barat.
Namun dalam perkembangan sejarahnya, ternyata diketahui bahwa sebelum Islam, Madura pernah diperintah oleh penguasa non muslim, yang merupakan yang berasal dari kerajaan Singasari dan Majapahit. Hal ini diperkuat dengan adanya pernyataan Tome Pires (1944 : 227) yang mengatakan, pada permulaan dasawarsa abad 16, raja Madura belum masuk Islam. Dan dia adalah seorang bangsawan mantu Gusti Pate dari Majapahit.
Pernyataan itu diperkuat dengan adanya temuan – temuan arkeologis, baik yang bernafaskan Hindu dan Bhudda. Temuan tersebut ditemukan di Desa Kemoning, berupa sebuah lingga yang memuat inskripsi. Sayangnya, tidak semua baris kalimat dapat terbaca. Dari tujuh baris yang terdapat di lingga tersebut, pada baris pertama tertulis, I Caka 1301 (1379 M), dan baris terakhir tertulis, Cadra Sengala Lombo, Nagara Gata Bhuwana Agong (Nagara: 1, Gata: 5, Bhuwana: 1, Agong: 1) bila dibaca dari belakang, dapat diangkakan menjadi 1151 Caka 1229 M.
Temuan lainnya berupa fragmen bangunan kuno, yang merupakan situs candi. Oleh masyarakat setempat dianggap reruntuhan kerajaan kecil. Juga ditemukan reruntuhan gua yang dikenal masyarakat dengan nama Somor Dhaksan, lengkap dengan candhra sengkala memet bergambar dua ekor kuda mengapit raksasa.
Berangkat dari berbagai temuan itulah, diperoleh gambaran bahwa antara tahun 1105 M sampai 1379 M atau setidaknya masa periode Singasari dan Majapahit akhir, terdapat adanya pengaruh Hindu dan Bhudda di Madura barat.
Sementara temuan arkeologis yang menyatakan masa klasik Bangkalan, ditemukan di Desa Patengteng, Kecamatan Modung, berupa sebuah arca Siwa dan sebuah arca laki-laki. Sedang di Desa Dlamba Daja dan Desa Rongderin, Kecamatan Tanah Merah, terdapat beberapa arca, di antaranya adalah arca Dhayani Budha.
Temuan lainnya berupa dua buah arca ditemukan di Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang. Dua buah arca Siwa lainnya ditemukan di pusat kota Bangkalan. Sementara di Desa Tanjung Anyar Bangkalan ditemukan bekas Gapura, pintu masuk kraton kuno yang berbahan bata merah.
Di samping itu, berbagai temuan yang berbau Siwais juga ditemukan di makam-makam raja Islam yang terdapat di Kecamatan Arosbaya. Arosbaya ini pernah menjadi pusat pemerintahan di Bangkalan. Misalnya pada makam Oggo Kusumo, Syarif Abdurrachman atau Musyarif (Syech Husen). Pada jarak sekitar 200 meter dari makam tersebut ditemukan arca Ganesha dan arca Bhirawa berukuran besar.
Demikian pula dengan temuan arkeologis yang di kompleks Makam Agung Panembahan Lemah Duwur, ditemukan sebuah fragmen makam berupa belalai dari batu andesit.
Dengan temuan-temuan benda kuno yang bernafaskan Siwais di makam-makam Islam di daerah Arosbaya itu, memberi petunjuk bahwa Arosbaya pernah menjadi wilayah perkembangan budaya Hindu. Penemuan benda berbau Hindu pada situs-situs Islam tersebut menandakan adanya konsinyuitas antara kesucian. Artinya, mandala Hindu dipilih untuk membangun arsitektur Islam.
Arosbaya merupakan pusat perkembangan kebudayaan Hindu di Madura Barat (Bangakalan) semakin kuat dengan adanmya temuan berupa bekas pelabuhan yang arsitekturnya bernafaskan Hindu, dan berbentuk layaknya sebuah pelabuhan Cina. (Risang Bima Wijaya)

Api Tak kunjung Padam

Api Tak Kunjung Padam merupakan ikon utama parwisata Kabupaten Pamekasan. Lokasinya terletak di Desa Larangan Tokol Kecamatan Tlanakan yang berjarak 4 Km dari pusat kota dengan prasarana jalan yang cukup baik, juga telah tersedia kios dan artshop.

Obyek ini memiliki dayatarik baru dengan mengandalkan keajaiban alam berupa Api Abadi atau Api Alam, dimana api ini berasal dari dalam tanah apabila di gali akan uncul api dengan sendirinya. Atraksi wisata yang bisa kita lakukan, yaitu bisa membakar sendiri jagung, ikan dll yang kita bawa atau bisa kita beli disekitar obyek.

Selain api alam terdapat juga sumber air belerang yang konon katanya dapat menyembuhkan segala jenis penyakit kulit, bahkan peneliti mengatakan air belerang ini bisa dijadikan bahan untuk kosmetik.
Masyarakat lokal mengkaitkan keberadaan obyek wisata tersebut dengan cerita legenda Ki Moko yang dianggap orang pertama yang menemukan api alam dan sumber air belerang di Dusun Jangkah. Setiap malam bulan Purnama lokasi wisata ini selalu ramai dikunjungi karena terdapat pertunjukan pencak silat.

Obyek wisata Api Tak Kunjung Padam ini dijadikan sebagai lokasi perkemahan bagi pelajar maupun mahasiswa. Sebagai langkah untuk pengembangan Obyek Wisata Api Tak kunjung Padam, kawasan ini sangat cocok untuk areal perkemahan yang dilengkapi sarana permainan Outbound yang cukup diminati saat ini,

Fasilitas game yang tersedia seperti permainan yang memberikan relaksasi sekaligus proses pembelajaran secara elegan dan terkesan fun. Untuk sumber air belerang sangat tepat dijadikan sumber pemandian air belerang.

Kebanggaan Saya Menjadi Orang Indonesia

Penutur dwi atau multi bahasa banyak ditemui di Indonesia. Orang Indonesia yang tinggal di daerah biasanya tumbuh kembang dalam lingkungan kedaerahan yang kental, sehingga tidak mengherankan bila rata-rata orang Indonesia mampu bertutur dengan apik dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
Kemampuan bertutur dalam banyak bahasa ini bahkan akan bertambah bila kemudian dunia universitas lalu pekerjaan dimasuki. Tidak dapat dipungkiri, di universitas dan lingkungan perkantoran di Indonesia, bahasa Inggris sangat berperan penting. Mulai dari buku pegangan, jurnal ilmiah, sampai laporan sering ditulis dalam bahasa Inggris.
Dalam forum resmi dan pergaulan sosial pun bahasa Inggris mulai mengontaminasi bahasa Indonesia. Demikian deras kontaminasi ini sehingga kata-kata baru dalam bahasa Indonesia, lambat menambah jumlah penggunanya. Sebagai contoh unduh untuk down load atau unggah untuk up load, bagi saya kata unduh dan unggah sangat mengindonesia serta menarik untuk diramaikan penggunaannya. Namun sayangnya, alih-alih unduh dan unggah down load dan up load lah yang lebih sering terdengar diucapkan, baik itu di forum resmi maupun dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa tanggung Indonesia-Inggris mulai menjamur.
Sebagai orang Indonesia, saya sangat bangga pada bahasa Indonesia dan sedih bila mendengar di mana saja, bahasa Indonesia dituturkan dengan semena-mena melupakan semua tata bahasa dan kosa kata yang ada. Leluhur bangsa Indonesia, pencetus ikrar Sumpah Pemuda pada tahun 1928, sudah menyadari pentingnya arti bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Saya ambil contoh negara Belgia, sebuah negara besar di Eropa sampai sekarang sering berselisih tentang bahasa kesatuan dalam forum resminya. Indonesia beruntung tidak memiliki masalah itu, bahkan kemana pun kaki melangkah, bangsa Indonesia memiliki satu bahasa persatuan sebagai bahasa rujukan.
Untuk itu, bagi saya sebagai seorang ibu, seberapa pun kuatnya bahasa Inggris atau bahasa asing lain dalam diri anak-anak saya. Saya ingin bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa ibu mereka, bahasa yang mereka gunakan bila berbincang-bincang dengan saya, ibunya.
Keistimewaan Bahasa Indonesia
Selain itu, dalam pandangan saya bahasa Indonesia sangat istimewa, dan memiliki kelebihan yang tidak dimiliki bahasa lain. Walaupun tata bahasa Indonesia lebih mudah dibandingkan bahasa-bahasa di Eropa karena perubahan waktu dan kata pengganti orang tidak merubah kata kerja namun bahasa Indonesia memiliki variasi kata pengganti orang. Dalam bahasa Inggris untuk kata ganti orang pertama hanya ada I, bahasa Jerman Ich, bahasa Itali io, bahasa Perancis Je sedangkan dalam bahasa Indonesia, ada saya, aku, daku, hamba, beta. Demikian juga untuk kata ganti orang kedua, ada kamu, anda, saudara. Penggunaan kata-kata pengganti ini sangat bervariasi tergantung suasana dan kondisi penuturnya.
Demikian juga kata pengganti orang pertama jamak, ’kita’ dan ’kami’. Bahasa-bahasa di Eropa, baik bahasa Jerman, bahasa Inggris, bahasa Belanda tidak membedakan antara kita dan kami. Sebetulnya sedikit mengherankan, karena menurut hemat saya, bahasa-bahasa di Eropa menekankan ketepatan dan kejelasan dalam bertutur. Hal itu bisa dilihat dari tata bahasa mereka yang konkrit dan rumit. Namun khusus untuk ‘kita’ dan ‘kami’, kata yang digunakan sama. Padahal tidak jarang dalam situasi tertentu kejelasan antara ’kami’ atau ’kita’ sangat dibutuhkan. Kami saja ?? Atau anda juga termasuk ??
Khusus, untuk kesalahan dalam penggunaan kelebihan bahasa Indonesia yang ini, sangat saya sayangkan. Kecenderungan peleburan arti kata ’kita’ dan ’kami’, baik dalam forum resmi dan tidak resmi, semakin kental dan sering terdengar. Demikian juga di sekolah-sekolah dasar, tampaknya pembelajaran penggunaan antara ‘kita’ dan ‘kami’ kurang ditegaskan dalam pelajaran bahasa Indonesia sehingga tidak jarang anak-anak SD ini bahkan menggunakan kata ’kita’ untuk ’saya’. Atau mungkin dampak ini dipicu oleh sinetron atau iklan di televisi ?
Apa pun sebabnya, saya sangat menyayangkan bila keistimewaan bahasa Indonesia terutama untuk pembedaan penggunaan kata ‘kita’ dan ‘kami’ lambat laun semakin semrawut dan tidak jelas. Padahal sudah sejak Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober tahun 1928, para pemuda Indonesia dengan jelas dan lantang bersumpah atas nama KAMI putra dan putri Indonesia BUKAN KITA putra dan putri Indonesia, karena tentu saja para pemuda Indonesia mengeksklusifkan bangsa Belanda dan bangsa asing lainnya. Demikian tema lomba menulis Kompasiana ini “Bahasa Indonesia dan Kita” karena kita semua, termasuk saya, anda dan penyelenggara mencintai bahasa Indonesia. (ACJP)

Keistimewaan Tanah Air (Indinesia) qO

1. RI merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni). Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dengan luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2).

Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.
Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hamper penduduk Indonesia (sekitar 130 juta jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.
Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku.
Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa.
Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia. Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal jamaah haji terbesar di dunia.
Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).

Jawa Timur Adalah Provinsi qO

Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibukotanya adalah Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km², dan jumlah penduduknya 37.070.731 jiwa (2005). Jawa Timur merupakan provinsi terluas diantara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia. Ada banyak keunggulan Jawa Timur yang perlu untuk diketahui, yaitu :

Ditemukannya dan adanya sisa-sisa fosil Pithecantrhropus mojokertensis di Kepuhlagen-Mojokerto, Pithecanthropus erectus di Trinil, Ngawi, dan Homo wajakensis di Wajak, Tulungagung, dan hanya ada di Jawa Timur.
Jawa Timur memiliki jumlah kabupaten atau kota terbanyak di Indonesia sebanyak 29 kabupaten dan 9 kota.
Pemilik jumlah penduduk terbanyak kedua setelah Jawa Barat sebanyak 37.070.731 jiwa pada tahun 2005.
Adanya Ludruk. Ludruk merupakan seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki yang menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan tari remo dan parikan.
Terdapatnya reog ponorogo dan tari remo yang hanya ada di Jawa Timur yang merupakan kesenian tari.
Terdapatnya lima diantara sembilan para wali, antara lain: Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Gresik di Gresik, Sunan Giri di Gresik, Sunan Drajat di Lamongan, dan Sunan Bonang di Tuban.
Pusat galangan pembuatan kapal terbesar di Indonesia yakni PT PAL di Surabaya.
Pusat industri kereta api yakni PT INKA yang bermarkas di Madiun.
Industri kerajinan kulit berupa tas dan sepatu di Tanggulangin.
Terdapat penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, yaitu Blok Cepu di Bojonegoro.
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia.
Jawa Timur juga dikenal sebagai provinsi yang memiliki pondok pesantren terbanyak hingga mencapai 1500 ponpes dan memiliki banyak pondok pesantren ternama, salah satunya adalah pondok pesantren Gontor.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Soetomo di Surabaya dikenal sebagai rumah sakit terlengkap di Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia.
Jawa Timur dikenal memiliki panorama pantai yang sangat indah.
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah klub sepak bola profesional terbanyak di Indonesia.
Jawa Timur juga terdapat peninggalan sejarah pada era klasik. Situs Trowulan di Kabupaten Mojokerto, dulunya merupakan pusat Kerajaan Majapahit, terdapat belasan candi dan makam raja-raja Majapahit.
Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih.
Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.
Pelabuhan Internasional Tanjung Perak adalah pelabuhan tersibuk di Indonesia nomor dua setelah tanjung priok.
Terdapat gunung Bromo yang terkenal berskala Internasional

Sejarah Kerajaan Pajajaran

Jika menemukan kata Nagreg, yang pasti diingat pasti sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung Jawa Barat yang setiap musim mudik selalu macet. Tapi, di balik itu, ada misteri tersimpan terkait sejarah besar tentang kerajaan Pajajaran yang sempat dipimpin Sribaduga Maharaja atau yang dikenal Prabu Siliwangi. Selain itu, Pajajaran juga identik dengan peristiwa berdarah peperangan Majapahit dengan Pajajaran.
Kampung Kendan, berada di Desa Citaman Kecamatan Nagreg, untuk menuju kampong itu, cukup mengendarai roda dari jalan di samping pintu perlintasan kereta api Nagreg. Jaraknya kurang lebih 1 km. Kampung ini sendiri berada di bawah kaki bukit Sanghyang Anjung yang bersebelahan dengan proyek pembangunan TPPAS Legok Nangka. Kampung Kendan ini diyakini menyimpan sejumlah situs kepurbakalaan yang berasal dari kerajaan Kendan. Di tempat itu, sempat ditemukan patung Durga yang kini disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Berdasarkan artikel yang ditulis Prof.Drs. Yoseph Iskandar, alumnus Faculty of Arts and Sciences University of Pittsburgh, Pennsylvania Amerika Serikat, Kerajaan Kendan merupakan sebuah hadiah dari Maharaja Suryawarman, raja ke-7 dari kerajaan Tarumanegara. Hadiah itu diberikan pada Resiguru Manikmaya yang menikahi putri Suryawarman, Tirtakencana. Di kerajaan Kendan ini, Manikmaya dijadikan raja dan raja Suryawarman menyertakan prajurit sebagai tambahan hadiah. Selain itu, Suryawarman juga memberikan mahkota raja dan permaisuri.
Berdasarkan naskah Pustaka Rajyarajya I Bhumi Nusantara parwa II sarga 4, yang selesai ditulis tahun 1602 M di keraton Kasepuhan Cirebon, dikisahkan bahwa Manikmaya berasal dari keluarga Calankayana yang berada di India selatan dan datang ke dari Jawa Timur. Ia juga dikenal seorang brahmana ulung yang telah berjasa pada agama. Latar belakang Manikmaya sebagai pemuka agama juga menjadi alasan Suryawarman memberikan hadiah kerajaan Kendan
Setelah berdirinya Kendan, Suryawarman bahkan menyurati setiap raja di daerah Tarumanegara yang isinya mengenai keberadaan Manikmaya di Kendan harus diterima dengan baik. Suryawarman juga memperingatkan bahwa siapa pun yang berani menolak Raja Kendan yang juga pemuka agama, akan dijatuhi hukuman mati dan kerajaannya akan dihapuskan.
Melihat kebijakan Tarumanegara, bisa dibilang kerajaan Kendan ini merupakan kerajaan kecil yang sangat dilindungi kerajaan besar seperti Tarumanegara dan juga berada di bawah kekuasannya. Masa kerajaan Kendan sendiri cukup lama, bahkan sempat berganti kepemimpinan sebanyak empat kali. Adapun pada waktu raja Kendan dipimpin Wretikendayun, dia mendirikan pusat pemerintahan baru yang diberi nama Galuh dan diyakini berada di Ciamis dengan ibukota di Kendan.
Setelah memindahkan pusat pemerintahan, dia menyurati kerajaan Tarumanegara yang pamornya sudah pudar bahkan berakhir saat kerajaan Sriwijaya menghancurkannya.Saat-saat berakhir Tarumanegara itu, dalam suratnya, Raja Kendan menginginkan Kerajaan Kendan yang pusat pemerintahannya di Galuh merdeka, terpisah dari Tarumanegara dan menjadi kerajaan sendiri.
Keinginan tersebut akhirnya dikabulkan raja Tarusbawa. Kemudian, kerajaan Kendan berganti nama menjadi Kerajaan Galuh. Pada masa 670 M, berakhirlah kekuasaan Tarumanegara, dan lahir kerajaan baru yakni Kerajaan Pakuan. Pasca berakhir Tarumanegara, kerajaan sunda yang berdiri yakni, kerajaan Galuh di belahan timur tepatnya Ciamis dengan ibu kota Kendan, lalu di belahan barat berdiri kerajaan Pakuan.
Setelah berdiri kedua kerajaan tersebut, diperkirakan pada tahun 1482, kedua kerajaan ini dipersatukan oleh Sri Baduga Maharaja atau yang dikenal Prabu Siliwangi menjadi Kerajaan Sunda Pajajaran.
Hingga kini, belum ada penelitian terkait lokasi persis kerajaan Kendan. Namun yang pasti, di Nagreg tepatnya di kampung Kendan Desa Citaman Kecamatan Nagreg, diyakini disitulah situs kerajaan Kendan pernah berdiri dan kampong ini sangat berdekatan dengan proyek Tempat Pemprosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka.
Adapun terkait lokasi kerajaan Kendan, Bob Ujo dari Kelompok Sejarah Masyarakat Kendan meyakini bahwa kerajaan Kendan berada sangat dekat dengan lokasi TPPAS Legok Nangka Nagreg. Dia menegaskan pemerintah harus mengevaluasi dulu pembangunan TPPAS, hal itu terkait adanya situs kerajaan Kendan. Jika saja dilakukan penelitian dan ditemukan berada di bawah TPPAS Legok Nangka, itu mengerikan. Bayangkan di atasnya sampah, di bawah ada bekas kerajaan sunda.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa sewaktu audiensi dengan Dinas Permukiman dan Perumahan, pernah menghasilkan bahwa Legok Nangka berkaitan dengan adanya sejarah kerajaan Kendan. Audiensi tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi. Diantaranya melakukan riset dan analisa kesejarahan di sekitar pembangunan TPPAS serta membentuk tim kecil untuk riset terkait.Namun sayangnya hingga sekarang rekomendasi tersebut belum ada tindak lanjut.